Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Senin, 31 Desember 2018

Kuliah Pemisahan Kimia yang Simple

Assalammualaikum wr. wb.
Bismillahirrohmanirrohim


Masih bersama diriku yang lagi rajin-rajinnya nulis blog, kali ini aku mau lanjut review perkuliahan, khususnya disini kuliah Pemisahan Kimia. Kuliah ini melanggar kodrat alam, dimana campuran-campuran yang sudah kodratnya menjadi satu dalam suatu kesetimbangan akhirnya dipisahkan dan diceraikan satu sama lain oleh tangan kimiawan. Untuk kali ini, offeringku kebagian jatah Ibu Surjani Wonorahardjo sebagai pengampu mata kuliahnya. Meanwhile, offering lain ada yang kebagian Bu Endang sebagai pengampu mata kuliahnya. Dengan adanya 2 opsi dosen ini, kelasku akhirnya terpecah, ada yang milih ambil di kelas lain karena ada Bu Endangnya, ada yang milih tetap sekelas siapapun dosennya. Kalau aku, sudah pasti aku masuk ke kelompok yang kedua, tetap sekelas siapapun dosennya. Meskipun banyak rumor yang beredar kalau Bu Sur ini ngajarnya kurang enak, tapi gimana-gimana kalau menurutku, peran teman kelas itu sangat lebih besar. Aku nggak bisa bayangin diriku berada di kelas lain, sendiri, kesepian, terkucilkan, tanpa ada teman yang memang sudah raket banget buat cerita-cerita, wkwkwk, walay bet sudah gua.

Perkuliahan pemkim oleh Bu Sur ini memakai buku yang dikarang oleh Bu Sur sendiri, judulnya “Metode-Metode Pemisahan Kimia”. Selama perkuliahan, tidak pernah dirimu akan lepas dari buku ini. Metode mengajar Bu Sur ini cukup berbeda dari dosen lain kalau menurutku. Mahasiswa dituntut untuk sudah membaca bahan kuliah dulu dari rumah sebelum kuliah. Oleh karena itu, kalau misal mayoritas kelas belum sempat membaca, beliau akan memberikan waktu untuk membaca materi terlebih dahulu. By the way, Bu Sur ini bukan tipe dosen yang menjelaskan keseluruhan isi buku atau isi materinya seperti Pak Eff does. Bu Sur tipe orang yang menjelaskan hanya intisari-intisarinya dan konsep dasar-konsep dasarnya. Kalau di kelas lain ada perhitungan-perhitungan begitu, di kelasku enggak sama sekali loo. Pokok cuma prinsip-prinsipnya saja.

Di samping itu, bahasa buku Bu Sur ini menurutku cukup berat untuk dipahami yaa, jadi pastinya kurang bisa mudeng kalau cuma dibaca sekali, harus lebih dari sekali. Tapi dengan metode dari Bu Sur ini, aku jadi lumayan paham sih dengan penjelasan Bu Sur, karena sudah punya bekal duluan yang kurang jelas. Penting banget ini guys buat kalian untuk mempersiapkan pertanyaan juga kalau nggak paham dengan materinya. Jangan malu bertanya, entar sesat di jalan.

Untuk ujiannya, ujian ala Bu Sur ini konseptis banget sih kalau menurutku. Soalnya pendek-pendek, tapi jawabannya deskriptif ala-ala PKn mengarang bebas begitu, tapi tenang, Bu Sur memberikan limit berapa line maksimal kalian jawabnya. Soalnya kebanyakan diambilkan dari pembahasan-pembahasan Bu Sur sebelumnya, so pastikan kalian selalu inget apapun yang diceritakan oleh beliau.

By the way, kuliah pemisahan kimiaku bersama Bu Sur ini nggak murni dipegang Bu Sur sepenuhnya. Suatu ketika ada mahasiswa PPL begitu yang magang di kelasku untuk ambil data. Bu Ika namanya, beliau mengajar kami khusus pas materi “Ekstraksi” doang. Lumayan enak juga sih Bu Ika ini ngajarnya, tapi yang gak kusuka, terlalu banyak aktivitas kelasnya. Coba kalau Bu Sur, favoritku banget daah, kita cuma tinggal baca bukunya, ndengerin penjelasan beliau dan tanya-tanya kalau gak paham. Kalau menurutku, jadi muridnya Bu Sur ini enak, bebannya dikit, PRnya juaraaang bangett. Pernah pas itu ibunya ngasih PR suruh jelasin pemisahan protein, kalau gak salah itu tok.

Oh ya, Bu Sur ini orangnya tipe dosen yang pingin meningkatkan penggunaan kelas online di pembelajarannya. So pasti, kalian nanti bakal dibuatin grup edmodo dan pakai website e-learningnya FMIPA. Tapi jujur, keduanya jarang digunakan sih kalau menurutku. Cuma pas apaa gituu. Di sisi lain, Bu Sur ini termasuk orang yang suibuuuk bangett, high mobility, sukak dapet perintah dari rektor buat kemana gitu. Jadi, kalian akan banyak ditinggal oleh beliaunya.

Overall, kuliah bersama Bu Sur ini nggak semenakutkan yang aku bayangkan kalau mendengar rumornya. Kuliahnya ringan kok, tugasnya duikiiit. Intinya yang aktif saja untuk bertanya kalau-kalau tidak paham, tapi yaa juga harus aktif membaca sebelumnya. Yaa, I think that’s all yaa, see u next post.

Wassalammualaikum wr. wb.

(OJOK MEK DIDELOK TOK POO REK, KOMENEN PISAN TALAH)







Meskipun Satu Minggu 3 Praktikum, Alhamdulillah Semuanya Asyik

Assalammualaikum wr. wb.
Bismillahirrohmanirrohim

Hai guys, kali ini masih lanjut review kuliah yaa. Postingan ini akan membuka review perkuliahan semester 4. Di sini aku mau mbahas tentang kuliah praktikumnya. Kali ini kugabungin ya guys bahasan praktikumnya (Praktikum Kimia Fisik 1 + Kimia Organik 1 + Kimia Anorganik) biar nggak jadi 3 postingan panjang, wkwkwk. Pertama, biar kuperkenalkan dosen pengampunya. Prakimfis 1 ada Bapak Ridwan Joharmawan bersama Bapak Ida Bagus Suryadharma, Prakimor 1 ada Bapak Aman Santoso bersama Ibu Laurent Octaviana dan Prakimanor ada Bapak Muchson yang berduet dengan Bapak Suaidy / Edi. Kalau dipaksa ngurutin enaknya, menurutku sih paling enak itu Prakimfis 1, terus Prakimor 1 dan terakhir Prakimanor, ntar juga kalian tahu kenapa. Overall sih, alhamdulillah yaa, kuliah praktikum di semester ini ringan, tidak terlalu berat dan gak jelas.

First, let me tell you about kuliah Praktikum Kimia Fisik 1, yang paling lovable dari kedua lainnya. Secara praktikum sih biasa aja yaa. Tapi heii, ini Kimia Fisik heloo. Kalian bakal pertama kalinya dikenalin sama alat canggih yaa di Praktikum Kimia Fisik. Di prakimfis 1 ini, aku baru kenal yang namanya shaker, kalorimeter bom dan termometer Beckmann. Termometer Beckmann ini termometer mahal yang punya keteilitian tinggi, dibungkusnya pun sama tabung dari kulit (semacam kulit ular mungkin, wkwkwk).

Untuk jurnalnya, standar saja kok, enaknya sih kita nggak perlu menjawab pertanyaan yang ada di setiap babnya (kalau di prakimfis 2 sih aku disuruh). Untuk laporan mantap betul, kita diperbolehkan untuk mengetik Laporannya dikumpulkan dalam hardfile dan softfile (melalui emailnya Pak Ridwan). Oh ya, mekanisme percobaan prakimfis 1 ini menggunakan sistem rolling. Penjelasannya seperti ini, pada tengah semester pertama, percobaan yang dilakukan adalah percobaan 1-5. Di minggu awal melakukan percobaan, kelompok 1 dan 6 melakukan percobaan 1, kelompok 2 dan 7 melakukan percobaan 2, dst. Minggu berikutnya akan rolling, kelompok 1 dan 6 melakukan percobaan 2, kelompok 2 dan 7 percobaan 3, dst hingga semua kelompok merasakan semua percobaan.

Untuk pretestnya, santai saja, percobaan pertama tidak ada pretest, lalu percobaan berikutnya, kalian akan dapat pretest dari kelompok sebelumnya yang melakukan percobaan tersebut. Jadi, si pemberi pretest ini tidak akan mengikuti pretest di kelompoknya saat itu. Oh ya, di minggu pertama, kalian bakal dibagi kelompok (as usual),  lalu minggu berikutnya kalian akan presentasi mengenai percobaan pertama kalian untuk diterangkan kepada teman kalian yang lain (sharing-sharing gitulah pokok).

Enaknya kuliah ini ditangani Pak Ridwan itu, ada sistem-sistem tertentunya yang khas. Di awal percobaan (mulai diterapkan saat percobaan kedua), salah satu perwakilan dari kelompok akan sharing mengenai hambatan-hambatan yang ditemuinya di percobaan yang dilakukannya minggu lalu kepada kelompok yang akan melakukan percobaan tersebut. Diharapkan dengan sharing ini, pelaku percobaan bisa meminimalisir kesalahan. Selain itu, di akhir percobaan, sebelum keluar kelas, Pak Ridwan mengharuskan kami untuk membuat evaluasi terhadap diri sendiri. Evaluasinya berisi seputar apa yang kita dapatkan hari ini, peningkatan apa yang kita dapat, kesalahan apa yang kita lakukan dan cara memperbaikinya agar tidak terulang, dll. Nah, yang paling menarik dari prakimfis 1 ini, dan selalu jadi favoritku adalah ketika ada aturan bahwa kelompok yang terakhir selesai praktikum, diharuskan untuk menyanyi di depan kelas. Awalnya agak malu begitu guys tampil di depan kelas, eeeh lama-lama kok enak gituu, seruuu. Yaudin dong, kelompokku tak buat terakhir selesai saja terus biar bisa nyanyi, wkwkwk. Lucu-lucu dan seru-seru pokoknya performancenya dulu itu, malu-maluin, wkwkwk. Cuma Pak Ridwan yang bisa gini guys. Terakhir, kalau untuk ujiannya, prakimfis itu akan selalu ujian tulis guys, santuy.

Selanjutnya yaitu Prakimor 1. B aja sih pandanganku tentang praktikum ini. Cukup banyak reaksi-reaksinya yang aku gagal melakukannya, wkwkwk. Tapi yang enak dari praktikum ini adalah kita bakal belajar skill baru, yaitu skill menentukan titik didih dan titik lebur senyawa. Untuk ujiannya, berbanding terbalik dengan prakimfis yang selalu ujian tulis, prakimor ujiannya bakal selalu ujian praktik. Ujian pertama yaitu identifikasi sampel organik berdasarkan sifat fisiknya, jadi lo nanti bakal menentukan titik didih sekalian menentukan massa jenis, flamability dan kelarutannya dalam air. Paket komplit gitu lah pokok. Ujian keduanya, yaitu identifikasi sampel organik berdasarkan reaksinya. Enak kok ujiannya, berasa jadi detektif / orang forensik begitu yang nguji-nguji sampel yang tidak diketahui. Hasilnya bisa beda-beda tapi nanti tiap mahasiswa.

Aku awalnya ragu dengan ujianku, tapi alhamdulillah dapat nilai bagus juga kok akhirnya. Untuk laporannya, prakimor ini no ketik-ketik club. Untuk jurnalnya, asyik banget tapi, Bu Laurent mengubah mindset kami bahwa jurnal praktikum harus selalu tulisan monoton yang membosankan. Beliau menyarankan kepada kami untuk mengubah jurnal tulisan menjadi jurnal gambar-gambar prosedur yang singkat padat begitu, jadi mudah dipahami. Esensi membuat jurnal itu sebenarnya agar mahasiswa paham prosedurnya, tidak membuka prosedur lagi saat praktikum. Mulai dari sinilah, akhirnya jurnal prakimorku yang panjang lebar itu alhamdulillah jadi singkat. Metode ini apalagi paling kerasa manfaatnya di jurnal prakimor 2 bab biomolekul. Oh ya, untuk pretestnya, enak kok, tahu sendiri lah Pak Aman gimana. Aman lah pokok. Kadang juga pretest, kada juga enggak. Yang pinter-pinter rayu beliau saja biar nggak pretest, wkwkwk. Ini ada beberapa hasil pretestku yang bisa jadi sumber referensi kalian.







Pretest Prakimor 1
Terakhir, mari membahas tentang prakimanor. Praktikum ini kebanyakan membahas tentang reaksi-reaksi yang terjadi pada unsur-unsur golongan utama dan transisi serta ditambah dengan kompleks-kompleks dan sintesis. Praktikum ini memberiku skill tentang sintesis kristal dan juga cara rekristalisasi garam untuk pemurniannya. Prakimanor ini kurang lebih mirip dengan praktikum DDKA, dimana yang diurus mayoritas tentang endapan dan warna-warna. Ruibeeett bangeet, dengan unsur sebanyak itu di tabel periodik (gak semua sih, tapi tetap saja banyak), reaksi-reaksi yang ruwet dan warnanya yang colorfull, prakimanor ini layak untuk menyandang gelar praktikum terribet. Reaksinya puanjanggg-puanjaaangg, sampek Pak Edi membuatkan format khusus untuk menulis jurnal, laporan sementara dan laporan akhir. Yang biasanya jurnalmu jadi 1 halaman, sekarang jadi dua kali lipat menjadi 2 halaman. Puji syukur alhamdulillah sekali aku telah melewati masa-masa kritis itu.

Pretestnya kalau versinya Pak Muchson sulit banget guys. Kemampuan meramal kalian sangat dibutuhkan, wkwkwk. Bakal ditanyain, hasil reaksinya nanti gimana dan warnanya apa. Kemudian, untuk ujiannya, santai saja guys, ujiannya cuma satu kali di akhir. Bakal dikasih prosedur apa ditambah apa, yang kalian perlu lakukan hanya mematuhi prosedur itu lalu tulis hasilnya dan reaksinya. Seingetku sih begitu yaa, ini sudah setahunan kira-kira, jadi kurang inget.

Overall, segitu saja deh guys cerita dariku. Termasuk enak looh kuliah praktikum di semester 4 ini daripada semester 5 nanti, nikmati saja. Paling ribet dan panjang yaa prakimanor itu. Tips dari aku sih, pastikan kalian bisa bagi shift laporan agar tidak menumpuk yaa. Udah seh, itu aja.

Wassalammualaikum wr. wb.
(OJOK MEK DIDELOK TOK POO REK, KOMENEN PISAN TALAH)





Yuhuuu, Bersama Bu Fariati Tersayang Lagi di Anorganik Fisik

Assalammualaikum wr. wb.
Bismillahirrohmanirrohim

Masih dalam topik yang sama, yaitu review kuliah, kali ini aku mau buka review kuliah semester 4 ku dengan mata kuliah Anorganik Fisik nih guys. Kalau menurut namanya sih anorganik + fisika, tapi nggak gitu-gitu juga kok. Rumornya nih matkul adalah matkul yang paling banyak tidak meluluskan mahasiswa kimia, yaa golongannya ikim gitu. Alhamdulillahnya sih temenku banyak kok yang lulus, santayy.

Bersama dua master anorganik kita, Pak Profesor Effendi dan Bu Fariati, kami sekelas mengarungi lautan anfis yang penuh baday (paan seh, wkwkwk). Materi dan kuliahnya dibagi 2 bagian guys, Bu Fa bagian bab spektrum atom, sistem periodik unsur, asam-basa reaksi kimia dan elektrokimia, sementara Pak Eff yang bagian kompleks-kompleksnya guys. Kalau Bu Fa bukunya pakai Kitab Kuning ges, bukunya JICA yang penulisnya Pak Kristian Handoyo Sugiyarto. Kalau Pak Eff ya jelas dong, pakai buku karangannya sendiri, hwesss, "Kimia Koordinasi". Yang pasti cuma di anfis ini, elo bakal kupas tuntas tuh buku dan paham sepaham-pahamnya tentang kompleks (beberapa materi diberikan di SKA, beberapa materi tidak perlu).

Pasti udah pada tau gaya mengajarnya Bu Fa gimana kan? Ya udah, tetep aja gitu kok, konstan, stabil, gak berubah blas, wkwkwk. So pasti guys, kita bakal diminta untuk presentasi menyajikan materi dari buku kuning itu yang kemudian dibahas lebih dalam lagi oleh Bu Fa. Di awal pertemuan, kelas lo bakal dibagi jadi 4 kelompok, tiap kelompok anggotanya bakal banyak juga seh. 4 materi yang bakal dibahas di antaranya seperti yang telah kusebut tadi. Materi reaksi kimia dan elektrokimia bakal ditaruh di tengah semester kedua guys, kari dewe, buncrit dewe. Tapi enak kok kalau dapat materi itu. Dulu aku dapat materi itu, isinya kebanyakan hitung-hitungan, terus diagram Latimer dan Frost. Itung-itungannya bakal kalian temuin di KF 2 juga nantinya, jadi gak bakal kaget. Aku dapet job yang bagian Diagram Frost dan Latimer, alhamdulillah itu useful banget, karena kalau lo sebagai presenter paham, entar ulangannya bakal mudah karena soalnya banyak bagian itunya.

Seperti biasa, tugas presentasi dari Bu Fa ini diberi bobot 50%, dan 50% nya lagi dari 2 kali ulangan. Ulangan pertama paling banyak membahas tentang reaksi kimia dan asam-basa. Bu Fa paling suka kalau kita menyetarakan reaksi redoks dan diberi juga jenis-jenis senyawanya. Serta dikasih contoh reaksi terus kita tentukan dia termasuk asam-basa jenis apa beserta alasannya. Ya kira-kira muter disitu aja seh. Kalau ulangan yang kedua yaa jelasnya elektrokimia ngitung-ngitung tok + diagram Latimer dan Frost. Terbaik dah Bu Fa pokoknya.

Untuk kuliahnya Pak Eff, selalu dan selalu, kamu harus listen to him carefully dan ingat apa yang selalu beliau tekankan. Pak Eff tidak akan mengampuni sekecil kesalahan apapun. Dan gimana-gimana nilaimu dari beliau hanya ditentukan dari ujianmu. Disini, aku punya rangkuman buatanku sendiri tentang kompleks, bisa kalian download di link ini. Ada juga kumpulan soal anfis langsung dari Pak Eff bisa dicomot disini. Terakhir, ada juga ini scan hasil ujianku anfis tahun 2018 bisa sebagai rujukan mungkin, check this out.












Ujian Anfis Pak Effendy tahun 2018
Oh ya, kalau ujiannya Bu Fa, aku nggak punya, sebenarnya dibolehkan loo sama beliaunya untuk ambil, tapi aku dan temenku kadung takut duluan, wkwkwk. Sebenarnya nggak takut sih, cuma aku nggak ada temennya itu loo malesnya. Ada seh satu anak, Farah namanya, dia ngefans banget ke Bu Fa dan pingin jadi anak bimbingnya, pingin juga ambil hasil ujiannya, aku maunya ikut dia ambilnya, eeh dianya nggak jadi-jadi, yaudin. Yaa, kurasa sekian yaa ceritaku tentang kuliah anfis, thanks for reading.

Wassalammualaikum wr. wb.

(OJOK MEK DIDELOK TOK POO REK, KOMENEN PISAN TALAH)

,

Survei Ilmiah 2018 FS2T ke Pabrik Yakult dan Pocari Sweat

Assalammualaikum wr. wb.
Bismillahirrohmanirrohim

Haloo semuanya, liburan telah tiba, aku comeback lagi nih dengan cerita-cerita yang ready untuk diposting. Kisahnya udah lama banget seh sebenarnya kejadiannya, tapi ya masih relevan lah ya untuk saat ini, bisa diambil pelajaran-pelajarannya. Salah satunya postingan yang ini nih, yang udah kependem di draf satu semester.

Halan-halanku kemarin ke Pabrik Pocari Sweat dan Yakult itu atas dasar ikutan acaranya FS2T, namanya Survei Ilmiah 2018. Aku ikut ini dengan bayar 70K, dapat fasilitas konsumsi jajan, konsumsi lunch nasi kotak, map dan notes. Kalau ditanya apa alasanku pingin berkunjung ke pabrik Pocari Sweat dan Yakult sebenernya jawabannya simpel sih. AKU PINGIN TAU ISINYA PABRIKNYA GIMANAA, wkwkwkwk. Secara kan yaa, dari luar pabrik Pocari Sweat khususnya (aku belum pernah lihat yang Yakult sebelumnya) ini kelihatan WOW BANGET dari penampilannya. Simple but elegant, temanya juga biru dan putih, dua warna favoritkuu. Aku juga sering kan soalnya lewat pabrik ini kalau mau ke Probolinggo, yaa jadi mesti kepo gitu isinya.

Destinasi pertama dari tour ini yaitu Pabrik Yakult yang berada di Mojokerto. Dari gerbang pabrik sudah terlihat huruf "Y" yang gede dan nyolok sekali, sudah pasti kami sudah sampai. Masuk di gedung pabriknya, kami langsung diarahkan menuju ruang pertemuan (seperti ruang kuliah gitu) untuk mendengarkan penjelasan-penjelasan mengenai produk Yakult, proses pembuatannya, dll. Jujur, gue pribadi nggak terlalu interest sih sama Yakult, tujuan utama gue ikut tour ini yaitu cari cerita Pocari Sweatnya, jadi yaa aku nggak terlalu menaruh perhatian lebih ke Yakult. Tapi secara first impression, pabriknya buaguss sih, baik dari luar maupun dalam. Namanya pabrik, apalagi pabriknya bahan makanan yaa harus bersih dan steril yaa, disini pabrik inipun juga. Penataannya juga ruappiih gituu. Oh ya, hampir lupa, enaknya kunjungan ke Yakult ini, masing-masing peserta akan diberikan konsumsi snack, 2 botol Yakult dan notepad Yakult looh.




Setelah sesi presentasi oleh Humas Yakult (aku lupa namanya siapa mohon maaf), dan juga sesi tanya jawab, tour di pabrik Yakult dilanjutkan dengan keliling pabrik. Pabrik Yakult ini sudah serba canggih banget. Semuanya hampir mesin yang beroperasi. Banyak tangki-tangki gitu, mulai dari kultur bakteri, sirup Yakult sendiri, dll. Sistem produksi botolnya juga ada, dibuat dari pellet polimer apa gitu, jadi semua produksinya dimulai dari bener-bener 0. Oh ya, yang unik itu kultur bakterinya akan diperbarui setiap berapa tahun gitu, diambil dari Jepang langsung, karena yang namanya bakteri ini, pasti ada titik jenuhnya untuk bisa membelah diri lagi.

Yang paling menyita perhatianku di sistem produksinya yaitu adanya petugas-petugas yang bertugas untuk mengawasi produk-produk berjalan untuk mengecek kondisi botolnya. Jadi mereka seperti "ngeliriki" botol-botol yang pada jalan di mesin gitu. Antara lucu sama gabut yaa kalau dipikir, wkwkwk. Masa' iya kerjanya seharian cuma mandangin botol gitu, apa nggak bosen. Di sisi lain, pekerja manusia juga bisa ditemui di bagian QC (Quality Control) tentunya. Di sini, produk dijaga ketat kualitasnya dengan tes-tes kimia, fisika dan biologis. Ada mikroskop canggihnya loo disana yang bisa ngelihat bakteri dengan pembesaran yang besarrr.

Otherwise, maaf banget ya guys, aku cuma bisa cerita kalau bagian isi-isi pabriknya, soalnya di bagian dalam pabriknya dilarang foto-foto. Setelah factory tour selesai, kami diarahkan kembali ke ruang pertemuan untuk berbagi kesan-kesan dan juga pemberian cinderamata. Terakhir, kami diarahkan di lantai dasar untuk berfoto bersama. Di lantai dasar ini aku juga baru tahu kalau ternyata merknya Yakult itu produknya ada macam-macam bangeet, salah satunya ada berbagai kosmetik. Produknya bervariasi, tapi beredarnya nggak di Indonesia guys, sayang banget. So, these are my photos there guys.



Setelah selesai di Yakult, lanjutlah perjalanan kami menuju Pabrik Pocari Sweat Kejayan. Tapi entah kenapa, muterrr ajaa bisnya, lamaaa banget jadinya sampeknya. Kalau gak salah waktu itu jalan utamanya macet, jadi puter balik. So, kami dibawa oleh Pak Sopir menuju ke Alun-Alun Bangil untuk ISHOMA disana. Kami dapat lunch nasi kotak yang enak sih menurutku, tapi yang roti dan blocknote dari panitia tetep mengecewakan yaa, wkwkwk. Yah nggak papa wes mampir dulu di Bangil, kan juga aku belum pernah kesana. Sekalian juga, sholat di Masjid Agungnya yang megah.


Perjalanan dilanjutkan. Sudah terlihat bangunan putih biru dari bus, artinya sudah hampir sampai. Waktu bus rombonganku sampai di pabriknya, langkah pertama si panitia FS2T mesti nyerahin dulu nih surat delegasinya ke securitynya sana. Lalu, gerbangnya dibuka, masuklah bus kami ke dalam. Kami lantas turun, eh lha kok, disambut dengan instruksi PBB 2 baris oleh securitynya. Yaelaah, rasa-rasa DIKLAT, wkwkwk. Turutin aja laah, penting lu bisa masuk kan. Kami juga diinstruksikan agar hanya berjalan di garis kuning saja. Terus setelah turun bus, kami diarahkan menata formasi di sebuah tangga gitu untuk berfoto dengan background tulisan "POCARI SWEAT" besar di tembok yang biasa kita lewati itu loo.




Selesai itu, masuklah kita ke dalam pabriknya. Masih tetep nih, baris dua-dua. Pas masuk, disambut sama kolam yang segerrrr bangedd dan ada ikan koinya. Ya ampuuun, mentolo nyemplung aku tuu. Dijelaskan waktu presentasi, bahwa air kolam itu berasal dari limbah pabrik ini guys. So, udah pasti pabrik ini ramah lingkungan banget doong, limbahnya diproses dengan sangat baik hingga bisa digunakan ikan untuk hidup. Dan interiornya tuh, beuuh, bagus banget. Simpel, modern, minimalis.


Setelah masuk, diarahkanlah kami ke lantai 2. Disana peserta diberikan 1 Pocari Sweat gratis dari vending machine gitu yang dipencetin bapaknya. Di lantai 2 ini isinya ada etalase produk-produk dari Otsuka, sofa untuk duduk dan skema miniatur dari seluruh areal pabrik. Disini, para peserta dipersilakan untuk berfoto ria terlebih dahulu sebelum memasuki hall. Oh ya, nggak hanya dikasih 1 botol Pocari Sweat guys, kita juga dikasih pin nih waktu di lantai 2 ini. Pin ini juga diminta untuk kita pakai sebelum memasuki hall.

Habis capek berfoto, barulah kami diperbolehkan memasuki hall. GILAAAAK, KECE BADAYYY HALLNYAA. Namanya Diversity Hall. Hallnya padahal simpel lo ya, cuma undak-undakan gitu ditambahi bantal duduk warna-warni, tapi gitu aja udah memikat hatikuuu. Pertama masuk, disana disambut mbak-mbak gitu. Mbak Tata namanya, kalau menurutku sih mbak ini mirip guru kimiaku dulu yaa, Bu Kadek namanya. Nah, mbak ini mempersilakan kita duduk dan berfoto ria. Ngomongnya sih mbaknya ngasih waktu 5 menit, eh lha kok karena kitanya kebablasan nggak selesai-selesai, yaudin dong, mbaknya sungkan buat nyetop kita, tapi akhirnya setop-setop sendiri kok.



Sebelum presentasi dimulai, Mbak Tata menjelaskan beberapa peraturan yang harus kami ikuti diantaranya yaitu tidak boleh makan dan minum (termasuk minum Pocari Sweat itu sendiri), tidak boleh merokok (kayaknya seisi pabrik nggak boleh ngerokok semua, soalnya disediain smoking area sendiri gitu deket parkiran), nggak boleh pakai kamera dan perekam, dll yang aku lupa. Kemudian, dimulailah presentasi dari Mbak Tata. Lucuu banget pembawaan mbak ini sumpah, ngakakk paraah. Di presentasi ini, kebanyakan disajikan dalam bentuk video guys. Videonya kartun gitu, lucuu bet, menjelaskan tentang alur produksi dan distribusi Pocari Sweat. Ada juga video tentang profil perusahaan yang menjelaskan prinsip perusahaan seperti pohon tomat di udara, batu mengapung dan kayu bengkok yang masing-masing memiliki prinsipnya sendiri sebagai landasan perusahaan.

Sesi presentasi ini berikutnya dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Peserta dipersilakan mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya yang nantinya akan dijawab oleh Bu humas senior, seniornya Mbak Tata.Terakhir, setelah semua sesi ini selesai, acara berikutnya adalah Factory Tour. Kami diajak berkeliling nih mengikuti siklus produksi Pocari Sweat dari awal sampai akhir. Oh ya, di pabrik Pasuruan ini hanya diproduksi Pocari Sweat botol guys, jadi yang bisa dilihat yaa cuma proses itu. Sebenarnya ada produk baru nih dari Otsuka, yaitu Oronamin C dan Pocari Sweat Lite.

Back to the production process, alurnya dimulai dari pembuatan botol yang meliputi pembentukan pelet plastik dan peniupan, kemudian pengisian, penutupan, autochecking, pelabelan, autochecking, dan pengemasan. Asiknya, seperti yang kusebut, pengecekan di pabrik ini otomatis semua guys, semua proses di atas pun juga otomatisss. No need human resource, and mistake minimalized. Ketika ada suatu kesalahan gitu, si komputer akan dengan langsung menyingkirkan produk yang salah dari barisan dan produk itu secara langsung akan dianggap sebagai limbah pabrik guys. Tidak ada toleransi untuk dikonsumsi pribadi. Btw, selain proses di atas, ada juga proses pengecekan manual guys, dimana ada para pekerja yang mengecek suatu sampel dari kardus-kardus yang telah dipack untuk dipastikan bahwa sinya memiliki jumlah yang sesuai. Selain itu, pastinya juga ada bagian Quality Control yang akan memvalidasi kualitas produk layak sesuai standar pabrik.

Dengan Factory Tour tadi, rangkaian kegiatan Factory Visit di Pocari Sweat telah usai guys. Kami dipersilakan turun kembali ke lantai 1 lalu mengambil souvenir yang tidak lain dan tidak bukan adalah totte bag Pocari Sweat  yang berisi 3 botol Pocari Sweat kecil. So, total yang kita dapatkan akan menjadi 4 botol Pocari Sweat kecil. Sebelum pulang, kami sholat dulu di masjidnya pabrik. Overall, Factory Visit ini membuka cakrawala pikiranku lah yaa, bisa tahu segala hal yang ada dibalik bangunan megah itu, bisa tahu perjalanan produk Pocari Sweat dari pabrik, dan banyak hal unik lainnya. Thank You Yakult, Pocari Sweat dan PT Amerta Indah Otsuka, pabrik Pasuruan khususnya.


Wassalammualaikum wr. wb.
(OJOK MEK DIDELOK TOK POO REK, KOMENEN PISAN TALAH)
, ,

SUT Global Entrepreneurship Camp 2018 Day 1

Assalammualaikum wr. wb.
Bismillahirrohmanirrohim

Oke guys, tanpa basa-basi lagi, gue mau cerita kegiatan hari pertama SUT Global Entrepreneurship Camp 2018. Di rundown, tertulis kalau hari ini kegiatannya yaitu workshop di NAPLAB Co-working space, wisata ke Rattanakosin Exhibition Hall dan dinner di Chao Phraya. Yuk, ikuti ceritanya.
Pagi-pagi aku terkejut kedatangan roommateku yang diduga nggak jadi datang itu. Zhen namanya (re: Chen), dia asalnya dari China. Ternyata dia terlambat datang karena pesawatnya delay guys. Kasihan juga, datang-datang pas malam hari banget.

Beside that, pagi-pagi aku dah bangun. Sholat subuh. Nggak enak sih sholat di kamar hotel, sempit, wudhunya harus di bathub lagi. Terus, kalau di Thailand itu subuhnya jam 05:30 kalau gak salah, bayangin daaah. Zona waktunya sih sama kayak di Indonesia, tapi subuhnya yang beda. Jadi ya percuma dong aku bangun puagii. Habis subuhan aku jalan-jalan ke sekitaran hotel, biasalah, jiwa petualanganku keluar. Hotelnya ini terletak di sekitar kayak perkampungan warga gitu guys. Aneh juga ya kalau kupikir, di Indonesia kan hotel itu di kawasan nonpemukiman gitu, tapi ini enggak.

Aku juga nyoba masuk ke Seven Eleven sekitaran situ buat cari barang-barang unik, makanan terutama kalau ada yang interested. Sulit banget sih cari yang berlabel halal, jadi aku ya ragu dong. Keluar sevel aku gak beli apa-apa, gak malu kok, wkwkwk. Meanwhile, saat aku keluar hotel (jam 05:30) dan balik lagi (jam 06:00) an, rommateku masih tidur doong, wkwkwk. Culturelag nya terasa yaa, beda banget. Bisa mulai disimpulkan loo disini, orang Indonesia rajin-rajin, bangunnya pagi-pagi, apalagi yang Islam, sholat Subuh wajib banget. Lucunya, si rommateku itu, Zhen, kalau tidur nggak pakai piyama atau baju ringan-ringan, something like that. Dia pakai baju keren doong, wkwkwk, kayak style-style kita waktu mau pergi kuliah gitu lo dengan celana panjang juga. Kalau aku mah gak bisa seh tidur pakai gituan, gak nyaman dan fleksibel.

Habis jalan-jalan, aku bangunin dia buat sarapan. Sarapannya itu mulai jam 06:30 - 07:00. Ya aku kasihan dong ke dia kalau misal dia ketinggalan sarapan. Awalnya, dia aras-arasen buat bangun, tapi akhirnya bangun juga. Setelah bangun, pikirku "wah, ini dia bisa-bisa ke kamar mandi dulu nih habis bangun buat mandi, nungguin dah gue". Eh ternyata dugaanku salah. Emang benar dia bilang ngomong kalau mau ke kamar mandi, tapi ternyata keluarnya so fast guys. Dia cuma cuci muka dan masih dengan baju bekasnya tidur tadi. GREAT. Aku tanya ke dia, "Lo kamu gak mandi?", jawabnya "Udah, tadi malam". OMAYGAD, terus lo gak mau mandi lagi gitu? wkwkwk. Kaget aja aku, baru tau ternyata kebiasaan orang China seperti itu. Ya untung yaa orang sana putih-putih, jadi gak terlihat dekil walau aslinya gak mandi, wkwkwk. Pantes aja kok dia pakai baju gitu pas tidur, jadi biar sekalian gitu toh.

Anyway, habis itu, aku dan Zhen sarapan bareng. Alhamdulillah, kali ini makanannya disediain panitia (dari hotel sih sebenernya), jadi gak bingung-bingung cari makanan lagi. Cuma ya masih bingung lagi-lagi, cerewetnya keluar, masih selalu dan selalu tanya "Is it pork?". Biasakan selalu bertanya dulu guys emang, biar tidak tersesat di jalan. Alhamdulillah untuk makanan di hotel kali ini halal semua, ada satu yang meragukan, yakni sosis, ternyata juga halal, terbuat dari ayam. Kalau masalah halal dari segi cara pembuatan sih yaa Wallahua'lam yaa. Pokoknya banyak-banyak mohon sama Allah biar ditolerir, mumpung di Thailand aku yaa Allah, wkwkwk.

Breakfastnya Bangkok Suites Hotel

Thai Teanya Bangkok Suites Hotel
Next, habis sarapan, berangkatlah kami naik bus ke destinasi pertama, NAPLAB Co-working Space. Tempatnya itu emang sesuai namanya sih, NAP + LAB, laboratorium tidur. Bukan laboratorium sih, lebih ke co-working spacenya. Co-working space itu adalah suatu tempat yang disewakan untuk bekerja (biasanya kerja kantoran gitu daripada bosen di kantor mulu). Nah, disini itu konsepnya menghadirkan tempat kerja yang nyaman yang bisa sekalian dipakai tidur. Tempatnya bagus bangeet. Sesampainya kami disana, kami diberi suatu kertas (seperti kertas struk gitu) yang ada QR codenya. Fungsinya itu nanti discan sebagai tiket masuk ke tempatnya. Di tempat ini juga, pertama kalinya aku baru tahu kalau pesertanya nggak hanya dari peserta internasional non-Thailand, ternyata ada peserta Thailandnya juga yang ikut, yaitu dari mahasiswa SUT dan beberapa siswa SMP dari sekolah internasional Surawiwat School. Merinding gak tuuh, keren bangeeet, acara mahasiswaan gini diikuti anak SMP jugaa, sekolahnya internasional lagii, kita mah pasti mikirnya gak bakal kuat dah tuh anak-anak SMP. Tapi nyatanya tidak, berbanding terbalik banget.



NAPLAB
Setelah masuk, semua peserta diarahkan untuk berkumpul di sebuah ruangan seperti aula. Aulanya itu berisi kursi-kursi yang ditata linear gitu guys. Di ruang ini, acaranya pertama adalah sambutan dan perkenalan dari staf-staf SUT yang juga bakal jadi panitia dan pemateri nanti. Yang paling kuinget itu ada Ms Darlee, Ms Palm, Mrs Mullika Sungsanit (btw nih orang mirip Kepala SMA ku dulu, Bu Niken) dan Ms Tida. Selanjutnya, beberapa dari peserta diminta untuk speak up mengenai harapannya mengikuti program ini, yang pasti harus ada perwakilan dari peserta internasional, peserta SUT dan peserta Surawiwat. Setelah itu, masing-masing peserta dibagikan spidol dan 2 lembar sticky notes. Diharapkan, tiap peserta menuliskan ekspektasinya terhadap program ini dan janji yang harus dilaksanakan untuk menggapai ekspektasinya tersebut.

Disini, aku nulisnya untuk mendapatkan ilmu lebih mengenai entrepreneurship, jadi janjiku adalah untuk mengikuti dan mendengarkan setiap kegiatan dan materi yang disampaikan. Ada juga yang nulis untuk improve English skillnya, make friends, dll, so janjinya adalah komunikasinya full English. Yaa kurang lebih aku juga begitu, tapi aku nggak mau aja nulis janji yang tidak bisa kutepati, karena impossible banget buat aku ngomong fulllll English semingguan, wkwkk. Gak enak banget kalau gak komunikasi Jowoan sama temen Indo. 2 lembar sticky note ini kemudian ditempelkan pada suatu gabus besar gitu yang disediakan panitia, ada gabus "Expectation" dan "Promise" sendiri. Habis itu, dari beragam coretan-coretan itu, panitia membacakan beberapa diantaranya. Yaa kurang lebih yang kusebutkan tadi itu.

Berikutnya adalah acara yang paling aku suka. Peserta diajak bermain games, so kursi-kursinya dipinggirin semua. Human Bingo nama gamesnya. Tiap peserta diberikan satu lembar kertas gitu yang memuat tabel 5 x 5 berisi macam-macam karakter diri, seperti "tidak suka tomat", "kidal", "bisa berbahasa Spanyol", dll. Tugas tiap peserta adalah mencari peserta lain yang memenuhi karakter tersebut, menuliskan namanya disana untuk membentuk BINGO secara vertikal, horizontal ataupun diagonal. Satu peserta tercepat yang bisa membentuk kata BINGO akan mendapat hadiah. Honestly, aku nggak tertarik sama sekali seh dengan hadiahnya, dan juga nggak tertarik main, wkwkwk. Tapii yaa gimana yaa, ya malu dong aku kalau meneng dewe onoo gak lapo-lapo, wkwkwk. Actually, game ini seruu banget sih. Memaksa tiap peserta untuk berkomunikasi dengan peserta lain (pastinya pakai English kalau tanya ke nonIndo), tapi memang itu esensinya agar kita bisa saling berinteraksi. Kreatif banget deh panitianya. Cocok memang game-game semacam ini untuk diterapkan di semacam acara perkenalan-perkenalan gitu (kayak masa orientasi sekolah kan juga cocok). Finally, pemenang dari game ini adalah Mbak Jess (Jessica), peserta dari Amerika.



Oh ya, agak OOT dikit yaa bentar, aku mau mbahas cara berpakaiannya orang luar. Di event ini baru kerasa banget loo peserta-peserta luar negeri itu pakaiannya kurang sesuai sama budaya kita. Kebanyakan liat paha aku disana, wkwkwk. Banyak yang suka pakai rok mini / celana pendek. Kalau Mbak Jess sukanya malah pakai kemben, wkwkwk. Sangat juaranggg banget kan kita temui yang seperti itu di Indonesia, terutama di UM (inget yaa, seumur hidup, hidupku yaa di sekitaran UM doang sama Tlogowaru, wkwkwk). Lucu banget gitu rasanya. Baru kerasa "ooh, gini yaa rasanya jadi orang Internasional ituu", wkwkwk. Sementara itu, besoknya malah lebih parah, aku liat ada salah satu peserta cowok dari Filipina gitu pas workshop cuma pakai celana pendek (kek training SD yang terlalu pendek itu) + kaos oblong + tas tote bag, wkwkwk. Kalau di Indonesia udah paling gak sopan banget itu kalau dipakai kuliah, pantesnya kan buat kalau mampir ke Indomaret sebelah rumah, wkwkwk. Yaa ginilah rasanya ternyata, you have to feel it guys.

Back to story, setelah games, peserta diminta membuat grup yang terdiri dari 6-7 orang (kalau gak salah) yang semua anggotanya memiliki suatu kesamaan. Peserta bisa memanfaatkan informasi di tabel BINGO games tersebut untuk mencari anggota. Kelompokku membetuk diri berdasarkan persamaan kami yang sama-sama tidak suka tomat (karakter ini ada di tabel, jadi aku bisa dengan mudah mencari teman yang sama). Setelah semua peserta berkelompok, tiap kelompok kemudian dibagikan kertas buram ukuran A1 gitu dan spidol. Peserta disuruh untuk membuat suatu gambar karya yang mencerminkan kelompoknya.

Di kelompokku sendiri, karena kami sama-sama tidak suka tomat, kami berdiskusi dan sepakat untuk membuat gambar tomat besar yang dicoret lalu diberi tulisan "ANTI TOMATO CLUB". Di pinggir-pinggir tomat tersebut kemudian ditambahkan gambar kecil yang menggambarkan hobi masing-masing anggota. Btw, untung banget di kelompokku itu ada anak Surawiwat yang namanya Jobjab (re:jobjob). Dia sangat talkative, inisiatif dan niat banget, jadi kelompok kami diskusinya terinisiasi dengan baik. Bersyukur banget gitu nggak garing. Aku juga coba menghidupkan suasana dengan berkomunikasi dengan beberapa anggota agar gak krik-krik. Strange banget lah suasananya pokok, tapi yawes gimana caranya kita buat bisa berkenalan satu sama lain.

Di kelompok ini rasanya yang paling niat aku dan Jobjab (puedeeee, wkwkwk). Tapi yaa gimana lagi yaa, emang canggung sih awal perkenalan gitu, yaa ditolerir aja. Kalau aku pribadi orangnya nggak suka banget kalau gabut dan gak berkontribusi bagi kelompok, jadii yaa harus kulakukan, SKSD mode on. Untung banget, syukur alhamdulillah ada Jobjab. Btw, emang dari awal mbentuk kelompok aku ngincer nih anak, karena saat dia memberikan testimoni itu keliatan banget kalau dia percaya diri, Englishnya bagus, dll. Dan yang paling penting, nih anak unyuuuk bangett, pipinya tembem, pengen dicubit. Dia kayak baymax gituu.

Setelah nggambar, tiap kelompok diminta untuk presentasi gambarnya di hadapan semua peserta. Beeeuh, dari sini public speaking mulai diuji. Di kelompok kami semuanya pada ogah-ogahan untuk presentasi, wkwkwk. Paling bisa dan niat itu yaa Jobjab itu, alhamdulillah ada tumbal. Tapi disini aku juga bantu ngomong dikit-dikit.


Kelompokku dan Hasil Karyanya
Presentasi selesai, saatnya ISHOMA. Lunch kali ini murni disediakan oleh panitia. Ada 3 menu yang bisa dipilih salah satunya, yaitu makaroni seafood, nasi bebek (kalau gak salah) sama apa gitu satunya, lupa. Semuanya dikemas dalam semacam tupperware sekali pakai gitu, jadi peserta tinggal ambil, makan dan buang. Aku milihnya makaroni seafood, jarang banget kan di Indo aku makan pasta, jadii ya mumpung di luar negeri, makannya yang gak lazim-lazim dikit lah. Btw makaroni seafoodnya enak bangettt sumpill. Di Indo, aku paling anti banget sama sayur, di Thailand ini, mode anti sayurku jadi off, wkwkwk, aku suka banget sama semua makanannya, meskipun kecampur sayur, gimana-gimana aku harus makan itu, lama dan ribet juga kalau harus milihin soalnya. Panitia juga menyediakan kopi yang ngecam sendiri untuk minumannya. Oh ya, di momen lunch ini, aku pertama kalinya kenalan sama kakak-kakak dari ITS (Institur Teknik Sepuluh Nopember) yang juga jadi peserta program ini. Ada Mbak Auda, Mbak Maria, Mbak Kuni dan Mas Okta.

Sementara yang lain kalau udah selesai leha-leha, aku dan gengs, termasuk mbak mas dari ITS (kecuali Mbak Maria yang nonis dan Mbak Kuni yang lagi dapet) sholat jamak Dhuhur + Ashar. Di Thailand ini suwwwliit banget buat nemuin musholla, di NAPLAB ini aja, kami minta ruang untuk sholat, diberinya di sebuah meeting room gitu. Wudhunya di kamar mandi. Tau sendiri laah kamar mandinya luar negeri kayak gimana, ala-ala American Standard gitu yang cuma ada kloset jongkok + semprotannya itu, wkwkwk. Pas momen sholat ini, aku juga baru tahu ternyata ada peserta lain juga (nonInternasional) yang muslim. Pas ditelusuri, ternyata eh ternyata si masnya itu mahasiswa SUT, Masnya namanya Mas Ahmad. Masnya ikut program S2 SUT setelah S1nya di IPB. Ada juga muslim yang lain namanya Mas Bukhori itu dari Malaysia.

Setelah ISHOMA, kegiatan berlanjut di ruang yang sama seperti tadi. Kami yang muslim ini nelat, karena emang waktu lunchnya itu relatif cepat dari waktu lunch + sholat kami. Kegiatan selanjutnya yaitu mendengarkan paparan materi dari perwakilan UN (United Nation / PBB). Keren banget cuy acara ini bisa ndatengin pemateri dari UN. Materi yang dijelaskan disini adalah tentang isu-isu permasalahan dunia saat ini yang umum terjadi yang terangkum dalam SDG (Sustainable Development Goals). Nah, mulai dari sini aku rada gak paham apa-apa yang disampaikan pemateri, wkwkwk. Englishnya ituu cuepet dan fasih banget, pronouncenya serasa gak Asia yang familiar di kuping, pokoknya English skillku belum bisa banyak nalangi lah, wkwkwk. Ditambah lagi posisiku waktu itu duduk di belakang (karena terlambat), jadii yaa aku di belakang anguk-anguk ngaminin aja daaah.

SDG: Sustainable Developmemt Goals
Setelah pemateri membahas satu persatu mengenai poin-poin SDG, si pemateri meminta beberapa volunteer untuk memberikan testimoni / kesaksian mengenai salah satu poin dari SDG yang pernah ditemuinya. Nah, momen ini bikin aku terkaget-kaget saat ada peserta cowok dari Filipina speak up. Roxy namanya. Yang bikin kaget, saat itu dia mengakui bahwa dirinya adalah seorang "Gay". Dia speak up mengenai poin "Gender Equality" atau bisa juga "Reduce Inequality". Dia bercerita bahwasanya selama dirinya menjadi gay, banyak sekali perilaku-perilaku diskriminatif yang dirasakannya. Dia juga mengambil kasus lain seperti diskriminasi muslim di dunia, diskriminasi kulit hitam, dll. Secara umum, speechnya saat itu bener-bener bagus, menggugah dan meyakinkan kita bahwa memang diskriminasi harus dihapuskan. Dia Englishnya juga bagus banget dan cepet, aku kurang bisa ngikuti (btw para peserta dari Filipin Englishnya bagus semua, karena memang kelas kuliah mereka juga kelas Internasional gitu). Dari ceritanya Roxy ini aku agak setuju, tapi paling gak setuju banget kalau membahas kesetaraan gender bagi LGBT. It's like a big NO right in Indonesia. Tapi kalau di luar negeri ya beda lagi, gimana-gimana yaa harus bisa nerima kalau ada temen kayak gitu. Sok baik aja aku, wkwkwk.

Berikutnya setelah testimoni ini, pemateri meminta para peserta untuk membentuk kelompok sesuai poin SDG yang diminatinya. Aku saat itu milih "Clean Water and Sanitation". Di kelompok poin ini, aku bersama Mbak Maria dan beberapa para peserta dari China, termasuk roommateku, Zhen. Setelah berkelompok, sama seperti tadi, panitia membagikan kertas buram A1 untuk digunakan menuangkan ide mengenai permasalahan-permasalahan terkait poin tersebut dan solusi yang bisa dilakukan.

Pas momen ini, lagi-lagi aku mengalami kendala-kendala komunikasi dan mengekspresikan ide. Tiga orang (kalau gak salah) dari grupku merupakan anggota yang dipaksakan, wkwkwk. Dibilang dipaksakan karena memang poin SDG ini bukan merupakan poin pilihan mereka, tetapi karena kelompok mereka kekurangan anggota, maka kelompok kecil itu dimerger dengan grupku. Aslinya yang bener-bener milih poin ini itu adalah aku, Mbak Maria dan Zhen.

Seperti yang kubilang tadi, di grup ini aku juga terkendala komunikasi. Menurutku grup ini inisiasinya kurang, sehingga lebih banyak ngekriknya. Aku lebih banyak diskusinya sama Mbak Maria, and so do para peserta dari China itu diskusi dengan teman senegaranya. Untung aja disini ada savior juga kayak tadi, Zhen saviornya. Secara background Zhen ini adalah Teknik Lingkungan, dan di daerahnya banyak kasus yang terkait poin ini, maka dia berkontribusi banyak. Aku dan lainnya just like tim hore dan pelengkap isi-isi idenya. Pas presentasi pun, Zhen yang jadi presenternya sendiri, aku jadi ngerasa bersalah dan gak guna banget, wkwkwk.

Btw, si Zhen ini Englishnya bagus banget dan cepet ngomongnya, di kamar aja kadang kalau dia ngajak aku ngobrol, aku kadang banyak gak ngertinya, pokok cuma ketawa aja sama ngiyain, tapi gak ngerti maksudnya. Kalau yang cewek dari China mereka Englishnya agak kurang, yaa kayak aku gitu seh, jadi komunikasinya kadang ribet banget gitu. Di sini aku baru ngerasain banget pentingnya belajar dan praktik bahasa Inggris. Dapet hikmah yang besar banget ikutan program internasional semacam ini.

Next, habis presentasi, acara dilanjutkan dengan coffee break. Coffee breaknya aku dapat puff pastry isi jamur gitu yang uenaaaak bangett. Sumpah, aku seneng banget makanan-makanan pas acara ini, bikin good mood dan naikin berat badanku, wkwkwk. Peserta juga dipersilakan apabila mau mengecam kopi / teh. Setelah coffee break, keluarlah kita dari gedung NAPLAB itu menuju bis lagi. Sesuai rundown, kali ini kita mau ke Rattanakosin Exhibition Hall. Yeee. Dari namanya dan searchingku di Google sih kalau pikiranku itu semacam tempat museum untuk exhibit kebudayaan dan sejarah Thailand gitu.

Sesampainya disana, kita masuk dan dibuat nunggu dulu di suatu ruangan luasss banget. Disana sambil nunggu, foto-foto dong pastinya, lagian ruangan kosong aja bagus dan instagramable loh. Sebenarnya gak jelas seh ini nunggunya nungguin apa, mungkin para panitia ini masih berkoordinasi dengan pihak pengurus tempatnya atau mungkin masih ngurusi pembayaran tiket masuknya. Setelah ada kabar, ternyata, semua dari peserta harus dibagi menjadi 3 atau 4 kloter gitu kalau gak salah (aku lupa berapanya) untuk kloter tour masuk museumnya. Nah yaudah, aku dan teman-teman Indonesia pilih kloter yang akhir aja. Toh juga nanti yang kloter pertama bakal nungguin kloter terakhir. Sebagai peserta kloter terakhir, kami dibebaskan untuk berkeliling ke sekitaran kompleks luar museum sebelum tour. Di sekitaran museumnya itu ada sebuah bangunan semacam kuil, atau kalau di kita itu semacam pendopo. Bagus banget sumpah pendoponya ini dan view taman sekitarannya.

Aula Kosong yang Instagramable



View Sekitar Rattanakosin Exhibition Hall 
Setelah puas berfoto, kami diberitahu panitia kalau kloter 2 sudah mau mulai jalan, tetapi masih kekurangan anak. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk ikut kloter 2 saja daripada yang terakhir, karena kami juga udah bosen berfoto disini, wkwkwk. Nah pas mau masuk itu, kita disuruh baris dua-dua dan untuk peserta nonThailand diberi semacam handy talkie gitu untuk mesin translatornya. Ceritanya handy talkie ini dipasang ke telinga (ada earphonenya gitu), lalu kita nanti muter tombol ke channel apa gitu untuk mendengarkan narasi English. Channelnya nanti bakal dikasih tahu petugasnya. Asik bangett kaan, support internasional banget nih museum. Tour guidenya juga cerita dalam 2 bahasa.

Masuk museumnya isinya bagusss banget dan AMAZING WONDERFUL. Pertama liat diorama Thailand pas masa tradisional gitu, terus naik suatu perahu buatan yang dibawahnya ada proyeksi laut gitu + sekitarnya ada proyeksi perkampungan sekitar laut gitu. Perahunya ternyata bisa goyang-goyang dan gerak gitu karena digerakkan oleh mesin. Sumpaah, niat banget nih museum dalam menyajikan sejarah Thailand. Perjalanan tour ini dimulai dari zaman tradisional Thailand, lalu ke zaman perang dunia (kalau gak salah), zaman raja-rajanya, dll. Semuanya disajikan dalam kemasan yang unik, interaktif dan menarik. Barang-barang dan cerita-cerita sejarahnya pun terdokumentasikan dengan baik loo. Salut banget sama bangsa Thailand deh pokoknya yang amat menghargai sejarahnya. Bangsa yang besar kan juga berasal dari bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.






Isi Rattanakosin Exhibition Hall
Oh ya berhubungan dengan kebudayaan, di Thailand ini semua jalannya banyak dipasang bendera biru dan kuning serta bender Thailand looh (beberapa biru aja, beberapa kuning aja, beberapa berdampingan). Setelah tanya-tanya ke Ms Palm, ternyata arti dari bendera biru itu melambangkan Raja, sementara yang kuning melambangkan Ratu. Kadang juga ada yang masang foto Raja dan atau Ratu di suatu tempat, ada yang besar dan ada yang sedengan. Disini juga bisa dipelajari bahwasanya rakyat Thailand ini sangat mencintai, menyayangi dan mendukung pemimpinnya. Merekapun juga sangat nasionalis dengan selalu memasang bendera di tiap ruas jalan. Patut ditiru sekali lah pokok. Kalau kita mah masang bendera kalau pas lagi agustusan doang.



Bendera dan Foto Raja / Ratu yang sering ditemui di jalanan Thailand
Back to the event, habis tour, sesuai jadwal kita selanjutnya pergi dinner ke Chao Phraya. Pas udah sekiranya nyampek, aku agak heran, busnya ini berhenti di suatu tempat kayak pasar gitu, ngapain coba. Terus oleh Ms Palm, semuanya diminta untuk turun dan mengikutinya. Okedeeh, manut ajaa. Ms Palm menuntun kami untuk jalan melewati suatu pasar gitu (kayak di Indonesia) yang ada sungainya (it must be Chao Phraya river) lalu masuk ke sebuah pasar lain (pasar yang dalam bangunan gitu semacam Gajamada gitu) and finally kita sampai di semacam kafe terbuka gituu di pinggir sungai. WOW BANGETTT VIEWNYAA, AMAZEEED. Ditambah dengan dekor lampu-lampunya bikin tambah unik.



Suasana Tempat Dinnernya
Gak usah nunggu lagi, hidangannya juga udah siap (prasmanan gitu ceritanya), jadi langsung sikat daah gua, wkwkwk. Sumpah, aku disini itu jadi orang yang serakah bangett makannya. Aku jadi orang pertama yang ambil makan ketika semua pada malu-malu untuk ambil, wkwkwk. Sekalian aku ambilnya yang buanyaak. Makanannya enak-enak bangettt. Paling cintaa aku sama tomyum dan lumpianya (entah apa namanya). Ada juga semacam cecek kecap gitu, tapi ternyata itu babi. Mbak Kuni udah kadung makan duluan, wkwkwk. Untung aku gak ambil karena emang aku gak suka cecek. Tomyumnya favorit bangett sumpaah, kuahnya itu kerasa banget spicenya, sama udangnya besar-besar hee, udah dikupas lagii. Lumpianya kayak sosis solo mini gitu lo, perasaanku seh ini isinya ada ayam dan kacang polong gitu. Desertnya tambah enak lagi, kalau di Indo semacam es kopyor. Santannya kentel dan kerasa banget ditambah isian-isian jelly dan semacamnya yang enakk. SUKAKK BANGET DAN BAHAGIAA BANGET AKU POKOKNYAA. Aku loo hee sampek imbuh tomyum dan lumpia.Alhasil, aku kelempoken dan kekenyangen, wkwkwk. Pelajaran nih bagi orang serakah, kalau imbuh jangan banyak-banyak.


Hidangan Dinnernya
Setelah selesai dinner, semuanya dibebasin mau ngapain aja sampai jam 18:00. Yaa pastinya kita sebagai orang Indo foto-foto doong di spot-spot sekitaran situu. Bagus semuaa sumpah viewnya. Sungainya buesaarr dan di seberangnya itu ada semacam pagoda gitu yang nyala, jadi tambah cantik. Apalagi di sungainya ada kapal pesiar kecil yang lewat gituu, plus ada juga kapal pembawa batubara. Kalau gak salah emang sungai Chao Phraya ini sungai terbesar se-Asia Tenggara bukan?

Kapal Pesiar yang melewati Chao Phraya
Pokok intinya seruu bangett dan seneng bangett gitu hari itu, puncaknya pas dinner. Habis dinner, peserta internasional balik lagi ke hotel, kalau yang peserta Thailand kurang tahu dikemanainnya, wkwkwk. Sweneng banget pokok. Btw, sebenarnya destinasi wisata dan dinnernya agak berubah dari rundown awal yang kami terima pas ndaftar. Di rundown tersebut, tertulis kalau peserta bakal diajak ke Wat Pho dan Grand Palace, serta dinnernya di Chao Phraya Cruise (yang kalau aku bayangin itu dinnernya naik kapal). Namun, gak papalah destinasinya diubah, toh yaa aku tetep seneng bangett. Apalagi gratis, masak iya lu mau protes dan gak bersyukur gitu, wkwkwk, tambah lagi panitianya baik-baiiiik. Anyway, untuk hari kedua, kusambung di another post yaa, insyaAllah liburan ini tak selesaikan. Thank youu and see youu.

Wassalammualaikum wr. wb.
(OJOK MEK DIDELOK TOK POO REK, KOMENEN PISAN TALAH)