Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Tampilkan postingan dengan label review travelling. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label review travelling. Tampilkan semua postingan

Senin, 31 Desember 2018

,

Survei Ilmiah 2018 FS2T ke Pabrik Yakult dan Pocari Sweat

Assalammualaikum wr. wb.
Bismillahirrohmanirrohim

Haloo semuanya, liburan telah tiba, aku comeback lagi nih dengan cerita-cerita yang ready untuk diposting. Kisahnya udah lama banget seh sebenarnya kejadiannya, tapi ya masih relevan lah ya untuk saat ini, bisa diambil pelajaran-pelajarannya. Salah satunya postingan yang ini nih, yang udah kependem di draf satu semester.

Halan-halanku kemarin ke Pabrik Pocari Sweat dan Yakult itu atas dasar ikutan acaranya FS2T, namanya Survei Ilmiah 2018. Aku ikut ini dengan bayar 70K, dapat fasilitas konsumsi jajan, konsumsi lunch nasi kotak, map dan notes. Kalau ditanya apa alasanku pingin berkunjung ke pabrik Pocari Sweat dan Yakult sebenernya jawabannya simpel sih. AKU PINGIN TAU ISINYA PABRIKNYA GIMANAA, wkwkwkwk. Secara kan yaa, dari luar pabrik Pocari Sweat khususnya (aku belum pernah lihat yang Yakult sebelumnya) ini kelihatan WOW BANGET dari penampilannya. Simple but elegant, temanya juga biru dan putih, dua warna favoritkuu. Aku juga sering kan soalnya lewat pabrik ini kalau mau ke Probolinggo, yaa jadi mesti kepo gitu isinya.

Destinasi pertama dari tour ini yaitu Pabrik Yakult yang berada di Mojokerto. Dari gerbang pabrik sudah terlihat huruf "Y" yang gede dan nyolok sekali, sudah pasti kami sudah sampai. Masuk di gedung pabriknya, kami langsung diarahkan menuju ruang pertemuan (seperti ruang kuliah gitu) untuk mendengarkan penjelasan-penjelasan mengenai produk Yakult, proses pembuatannya, dll. Jujur, gue pribadi nggak terlalu interest sih sama Yakult, tujuan utama gue ikut tour ini yaitu cari cerita Pocari Sweatnya, jadi yaa aku nggak terlalu menaruh perhatian lebih ke Yakult. Tapi secara first impression, pabriknya buaguss sih, baik dari luar maupun dalam. Namanya pabrik, apalagi pabriknya bahan makanan yaa harus bersih dan steril yaa, disini pabrik inipun juga. Penataannya juga ruappiih gituu. Oh ya, hampir lupa, enaknya kunjungan ke Yakult ini, masing-masing peserta akan diberikan konsumsi snack, 2 botol Yakult dan notepad Yakult looh.




Setelah sesi presentasi oleh Humas Yakult (aku lupa namanya siapa mohon maaf), dan juga sesi tanya jawab, tour di pabrik Yakult dilanjutkan dengan keliling pabrik. Pabrik Yakult ini sudah serba canggih banget. Semuanya hampir mesin yang beroperasi. Banyak tangki-tangki gitu, mulai dari kultur bakteri, sirup Yakult sendiri, dll. Sistem produksi botolnya juga ada, dibuat dari pellet polimer apa gitu, jadi semua produksinya dimulai dari bener-bener 0. Oh ya, yang unik itu kultur bakterinya akan diperbarui setiap berapa tahun gitu, diambil dari Jepang langsung, karena yang namanya bakteri ini, pasti ada titik jenuhnya untuk bisa membelah diri lagi.

Yang paling menyita perhatianku di sistem produksinya yaitu adanya petugas-petugas yang bertugas untuk mengawasi produk-produk berjalan untuk mengecek kondisi botolnya. Jadi mereka seperti "ngeliriki" botol-botol yang pada jalan di mesin gitu. Antara lucu sama gabut yaa kalau dipikir, wkwkwk. Masa' iya kerjanya seharian cuma mandangin botol gitu, apa nggak bosen. Di sisi lain, pekerja manusia juga bisa ditemui di bagian QC (Quality Control) tentunya. Di sini, produk dijaga ketat kualitasnya dengan tes-tes kimia, fisika dan biologis. Ada mikroskop canggihnya loo disana yang bisa ngelihat bakteri dengan pembesaran yang besarrr.

Otherwise, maaf banget ya guys, aku cuma bisa cerita kalau bagian isi-isi pabriknya, soalnya di bagian dalam pabriknya dilarang foto-foto. Setelah factory tour selesai, kami diarahkan kembali ke ruang pertemuan untuk berbagi kesan-kesan dan juga pemberian cinderamata. Terakhir, kami diarahkan di lantai dasar untuk berfoto bersama. Di lantai dasar ini aku juga baru tahu kalau ternyata merknya Yakult itu produknya ada macam-macam bangeet, salah satunya ada berbagai kosmetik. Produknya bervariasi, tapi beredarnya nggak di Indonesia guys, sayang banget. So, these are my photos there guys.



Setelah selesai di Yakult, lanjutlah perjalanan kami menuju Pabrik Pocari Sweat Kejayan. Tapi entah kenapa, muterrr ajaa bisnya, lamaaa banget jadinya sampeknya. Kalau gak salah waktu itu jalan utamanya macet, jadi puter balik. So, kami dibawa oleh Pak Sopir menuju ke Alun-Alun Bangil untuk ISHOMA disana. Kami dapat lunch nasi kotak yang enak sih menurutku, tapi yang roti dan blocknote dari panitia tetep mengecewakan yaa, wkwkwk. Yah nggak papa wes mampir dulu di Bangil, kan juga aku belum pernah kesana. Sekalian juga, sholat di Masjid Agungnya yang megah.


Perjalanan dilanjutkan. Sudah terlihat bangunan putih biru dari bus, artinya sudah hampir sampai. Waktu bus rombonganku sampai di pabriknya, langkah pertama si panitia FS2T mesti nyerahin dulu nih surat delegasinya ke securitynya sana. Lalu, gerbangnya dibuka, masuklah bus kami ke dalam. Kami lantas turun, eh lha kok, disambut dengan instruksi PBB 2 baris oleh securitynya. Yaelaah, rasa-rasa DIKLAT, wkwkwk. Turutin aja laah, penting lu bisa masuk kan. Kami juga diinstruksikan agar hanya berjalan di garis kuning saja. Terus setelah turun bus, kami diarahkan menata formasi di sebuah tangga gitu untuk berfoto dengan background tulisan "POCARI SWEAT" besar di tembok yang biasa kita lewati itu loo.




Selesai itu, masuklah kita ke dalam pabriknya. Masih tetep nih, baris dua-dua. Pas masuk, disambut sama kolam yang segerrrr bangedd dan ada ikan koinya. Ya ampuuun, mentolo nyemplung aku tuu. Dijelaskan waktu presentasi, bahwa air kolam itu berasal dari limbah pabrik ini guys. So, udah pasti pabrik ini ramah lingkungan banget doong, limbahnya diproses dengan sangat baik hingga bisa digunakan ikan untuk hidup. Dan interiornya tuh, beuuh, bagus banget. Simpel, modern, minimalis.


Setelah masuk, diarahkanlah kami ke lantai 2. Disana peserta diberikan 1 Pocari Sweat gratis dari vending machine gitu yang dipencetin bapaknya. Di lantai 2 ini isinya ada etalase produk-produk dari Otsuka, sofa untuk duduk dan skema miniatur dari seluruh areal pabrik. Disini, para peserta dipersilakan untuk berfoto ria terlebih dahulu sebelum memasuki hall. Oh ya, nggak hanya dikasih 1 botol Pocari Sweat guys, kita juga dikasih pin nih waktu di lantai 2 ini. Pin ini juga diminta untuk kita pakai sebelum memasuki hall.

Habis capek berfoto, barulah kami diperbolehkan memasuki hall. GILAAAAK, KECE BADAYYY HALLNYAA. Namanya Diversity Hall. Hallnya padahal simpel lo ya, cuma undak-undakan gitu ditambahi bantal duduk warna-warni, tapi gitu aja udah memikat hatikuuu. Pertama masuk, disana disambut mbak-mbak gitu. Mbak Tata namanya, kalau menurutku sih mbak ini mirip guru kimiaku dulu yaa, Bu Kadek namanya. Nah, mbak ini mempersilakan kita duduk dan berfoto ria. Ngomongnya sih mbaknya ngasih waktu 5 menit, eh lha kok karena kitanya kebablasan nggak selesai-selesai, yaudin dong, mbaknya sungkan buat nyetop kita, tapi akhirnya setop-setop sendiri kok.



Sebelum presentasi dimulai, Mbak Tata menjelaskan beberapa peraturan yang harus kami ikuti diantaranya yaitu tidak boleh makan dan minum (termasuk minum Pocari Sweat itu sendiri), tidak boleh merokok (kayaknya seisi pabrik nggak boleh ngerokok semua, soalnya disediain smoking area sendiri gitu deket parkiran), nggak boleh pakai kamera dan perekam, dll yang aku lupa. Kemudian, dimulailah presentasi dari Mbak Tata. Lucuu banget pembawaan mbak ini sumpah, ngakakk paraah. Di presentasi ini, kebanyakan disajikan dalam bentuk video guys. Videonya kartun gitu, lucuu bet, menjelaskan tentang alur produksi dan distribusi Pocari Sweat. Ada juga video tentang profil perusahaan yang menjelaskan prinsip perusahaan seperti pohon tomat di udara, batu mengapung dan kayu bengkok yang masing-masing memiliki prinsipnya sendiri sebagai landasan perusahaan.

Sesi presentasi ini berikutnya dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Peserta dipersilakan mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya yang nantinya akan dijawab oleh Bu humas senior, seniornya Mbak Tata.Terakhir, setelah semua sesi ini selesai, acara berikutnya adalah Factory Tour. Kami diajak berkeliling nih mengikuti siklus produksi Pocari Sweat dari awal sampai akhir. Oh ya, di pabrik Pasuruan ini hanya diproduksi Pocari Sweat botol guys, jadi yang bisa dilihat yaa cuma proses itu. Sebenarnya ada produk baru nih dari Otsuka, yaitu Oronamin C dan Pocari Sweat Lite.

Back to the production process, alurnya dimulai dari pembuatan botol yang meliputi pembentukan pelet plastik dan peniupan, kemudian pengisian, penutupan, autochecking, pelabelan, autochecking, dan pengemasan. Asiknya, seperti yang kusebut, pengecekan di pabrik ini otomatis semua guys, semua proses di atas pun juga otomatisss. No need human resource, and mistake minimalized. Ketika ada suatu kesalahan gitu, si komputer akan dengan langsung menyingkirkan produk yang salah dari barisan dan produk itu secara langsung akan dianggap sebagai limbah pabrik guys. Tidak ada toleransi untuk dikonsumsi pribadi. Btw, selain proses di atas, ada juga proses pengecekan manual guys, dimana ada para pekerja yang mengecek suatu sampel dari kardus-kardus yang telah dipack untuk dipastikan bahwa sinya memiliki jumlah yang sesuai. Selain itu, pastinya juga ada bagian Quality Control yang akan memvalidasi kualitas produk layak sesuai standar pabrik.

Dengan Factory Tour tadi, rangkaian kegiatan Factory Visit di Pocari Sweat telah usai guys. Kami dipersilakan turun kembali ke lantai 1 lalu mengambil souvenir yang tidak lain dan tidak bukan adalah totte bag Pocari Sweat  yang berisi 3 botol Pocari Sweat kecil. So, total yang kita dapatkan akan menjadi 4 botol Pocari Sweat kecil. Sebelum pulang, kami sholat dulu di masjidnya pabrik. Overall, Factory Visit ini membuka cakrawala pikiranku lah yaa, bisa tahu segala hal yang ada dibalik bangunan megah itu, bisa tahu perjalanan produk Pocari Sweat dari pabrik, dan banyak hal unik lainnya. Thank You Yakult, Pocari Sweat dan PT Amerta Indah Otsuka, pabrik Pasuruan khususnya.


Wassalammualaikum wr. wb.
(OJOK MEK DIDELOK TOK POO REK, KOMENEN PISAN TALAH)

Senin, 07 Agustus 2017

Coban Rais, Beautiful but ...

Assalammualaikum wr. wb.
Bismillahirrohmanirrohim

Soreee viewers, kali ini aku mau nulis tentang topik baru di luar topik yang lainnya yang pernah kutulis, yaitu tentang travelling, yeeey. Travelling kali ini bakalan mbahas tentang pengalaman wisataku ke Coban Rais. Check it out!

Tanggal 26 Juli 2017 jam 7 pagi, kalau nggak salah, Ikbal, temenku SMA, tiba-tiba ngechat aku via WA. Isinya pokoknya mau ngajak aku ke Coban Rais di Batu, berangkat jam 09:30. Okee, sering banget sih emang Ikbal ngejak temen-temen deketnya, salah satunya aku rame-rame ke suatu tempat wisata, kayak sebelumnya aku juga diajak sama Nafi, Wanda dan Rafel ke Jatim Park 1 naik mobilnya. Tapiii, kali ini ada yang beda. Cuma aku doang yang diajak, wkwkwk. Lhoo kenapa cuma aku? Katanya, dia udah ngajak Nafi, tapi nggak bisa, yawes ngajak aku akhirnya. Karena niatnya cuma bawa sepeda motor, jadi dia ngajak 1 orang aja. Dan orang beruntung itu adalah akuuu. So sweet banget siih wisata berdua -__-, wkwkwk. Ya nggak mungkin nolak juga kan akuu, toh yo aku jarang-jarang iso dolen kemana gituu, rejeki wes pokoke lek Kak Ik ngejak dolen iku, pasti acc ne aku. Oh ya, perlu tak jelaskan, niat Ikbal ke Coban Rais ini semata-mata buat take foto twibbon FK UBnya dia biar bagus, wkwkwk. Dia jadi bawa kamera sendiri loo, niat pool ncen.

Wes ya, terus 09:30 budal, nyampeke lupa jam berapa, gak ngurus lah ya. Dalane lumayan macet di dekatnya Landungsari sana tapi gaspol sesudahnya. Nah, habis tu, nyampek ya, ditariki duek rek, 10K untuk tiket masuk/orang. Mari ditariki duek gae tiket masuk, ditariki maneh rek, 5K gae parkir motor, wkwkwk, doyan duit tuh orang-orang sana. Nah habis parkir, perjalanan belum bisa dinikmati begitu saja gengs, umak uduk uklam tahes sekitar 3 atau 5 kilo gitu buat ke cobannya. Tapi tenang, buat yang sikile manja-manja cantik putih bersinar yang gak mau jalan kaki, gak mau kena debu, polusi dan radikal bebas ada jasa ojek dari parkiran bawah sampai ke jalan menuju cobannya. Kita mah cowok-cowok strong pejalan kaki hemat duit, jadi yaa enakan mlaku tah, lagian cedek ae lo -,-.

Oh ya guys, pas di parkiran itu, awalnya diguide sama mas-mas gitu kalau ada beberapa objek wisata fotoable instagramable di kompleks Coban Rais itu. Ada ayunan raksasa, papan "I♡U", taman bunga, hammock, dll (lupa). Nah, awalnya kita excite gitu yaa, "Asiik, bisa foto-foto banyak niih, Ikbal yo nggowo kamera" dalam hati, eh ternyataaaaaa...

Semuanya gak ada yang gratis gengs walau dengan 10K yang telah kau gelontorkan di awalnya -_-. Setiap masuk ke suatu objek foto, kamu bakalan ditariki uang tiket masuk, gak seru banget dah, meski ada juga tiket terusan. Tambah lagi, disana juga ada jasa fotonya sendiri + print out, kesel banget deh, ya percuma bawa kamera sendiri dong. Mengetahui hal itu, yo kami sepakat gak gelem mbayar-mbayar maneh, wkwkwk (medit banget bang, babah wkwkwwk). Jadi kami nggak memasuki area-area tersebut guys. Kayaknya yang kecover sama 10K cuma cobannya doang.

Tapi tenang, alhamdulillah kesana nggak percuma-percuma juga kok. Di perjalanan menuju cobannya, pemandangannya bagus-bagus gengs, alhasil kami cuma foto-foto disitu karena "GRATIS", eh salah ding, karena "CUMA 10K", wkwkwk.

Ngomongin tentang Coban Raisnya sendiri, kami kan via jalan kaki yaa ke cobannya, ternyata jauuh banget gengs. Walaupun talah, kamu naik ojeknya, ojeknya cuma bisa ngecover sampai di jalan awal coban. Itu juga karena jalannya yang bukan batakoan sih. Oh ya, belum tak bilangi ya, sekarang jalan di Coban Rais udah pake batakoan, dari awal ojek sampai pangkalan terakhir ojek (aja lo yaa).

Nah, siksaan dan penderitaan lo akan dimulai gengs di waktu memulai perjalanan dari awal jalan ke coban / pangkalan ojeknya. Bagi yang alergi jalan kaki, takut basah, kakinya atau tangannya takut kenapa-napa, you better go home aja guys, wkwkwk. Dibutuhkan jiwa adventurer tingkat dewa buat ke cobannya (sumpah gue akuin itu, gini-gini gue masih adventurer kacangan, wkwkwk). Gimana enggak gengs, jalan buat ke cobannya itu juauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh bangetttttt. Ditambah lagi pathnya yang nggak ramah sama sekali, sumpah, ini nggak ada niat buat dibagusin pathnya kayaknya. Jadi loo harus ndaki-ndaki gitu, lewat becek-becek, menyebrangi sungai dan lain sebagainya buat ke cobannya. Direkomendasikan pakai sandal aja.

Di perjalanan, gue udah semangat-semangat gitu yaa, nah si Ikbal nih kayak kecapekan gitu, wkwkwk. Tapi terus lanjut jalan. Yang bikin Ikbal tambah males itu pas nyebrangi sungai guys, dia kan pake sepatu, sedangkan aku pakai sandal gunung. Yaa aku mah nyantai aja ya, toh pakai sandal dan celana 3/4, diaa.? hmm. Akhirnya dia merelakan sepatunya untuk basah. Kemudian perjalanan terus berlanjut dan kita gak sampai-sampai meskipun udah juauuuuuuuuuh bangeet dari awal. Akhirnya di tengah jalan, di sebuah air terjun mini gitu, Ikbal memutuskan untuk berhenti melanjutkan perjalanan. Tapi aku masih semangat-semangatnya guys buat nglanjutin. Yaudah, akhirnya kulanjutin sendiri.

Eh ternyata eeh, mari mlaku adooh maneeh lha kok... Sek uadoooh maneeeh heee, dan tambah curam. Ndaki bebatuan gitu, dan akhirnya aku nyampek di suatu air terjun mini gitu kayak gini:


Oh yo rek, FYI, banyune iku uademmm bangeett dari bawah sampai atas (yo yo ya, jenenge air terjun, apalagi di pegunungan), jan koyok banyu es i loo. Btw iku batune guede rek sakjane, lek tekan foto koyok batu sedengan yo? Sumpah, iku gede kok.

Nah, itu perhentian terakhirku. Aku nggak nglanjutin perjalanan lagi sampai ke cobannya. Akhirnya kuputuskan buat putar balik dan nemoni Ikbal yang telah menungguku di bawah. Aku yo balike cepet juga sih relatif, soale kasihan Ikbal yang nunggu lama dan lagian Ikbal juga mau njemput adek tercintanya yang sekolah di MIN 1 Malang.

Eh, kemudian ada cerita menarik guys. Pas udah ketemu Ikbal di bawah ya, kan tangan sama kakiku kotor kena pasir, aku mau cuci tangan dan nyemplung di sungai kecil yang agak atas. Eh lha kok pijakanku dalam banget, akhirnya aku nyemplung, dan parahnya lagi kedorong arus sampai ke sungai kecil yang di bawah. Gilaak, langsung basah semua celana, jaket dan tasku. Sumpah, langsung badmood pingin ndang mulih. Tapi yo kudu ngguyu pisan, asik ngono loh rasane, kek di waterboom gitu, wkwkwk.

Akhirnya beberapa saat setelah itu, kami cabut dari situ. Turun dari sana sama ngehasutin orang-orang yang mau ke coban buat balik, soalnya jalannya jelek banget, wkwkwk. Intinya kalau menurut kami, kami sepakat kalau tempat wisata Coban Rais ini "HIGHLY NOT RECOMMENDED" dengan rasionalisasi seperti yang telah dijelaskan. Tapi alhamdulillahnya, kami dapet beberapa foto bagus disana.





Wassalammualaikum wr. wb.
(OJOK MEK DIDELOK TOK POO REK, KOMENEN PISAN TALAH)